Bag 1 (dari 3 bagian)
Diabetes mellitus/Kencing
Manis
Pemicu Komplikasi dan
Pengundang Penyakit Lain
Bagaimana Menanganinya
Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit
kencing gula adalah kelainan
metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma berupa hiperglisemia kronis dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai
akibat dari:
- defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya.[2]
- defisiensi transporter glukosa.
- atau keduanya.
Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat
terpicu oleh diabetes mellitus, antara lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan mitokondria, distrofi
miotonis, penyakit Parkinson, sindrom
Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom
Wolfram,[3] leukoaraiosis, demensia,[4] hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme,[5] dan lain-lain.
Klasifikasi
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk
diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:[2]
- Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
- Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin
- Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM.
Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset
diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah
diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah
akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau
Langerhans pankreas. IDDM dapat
diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan,
bahkan dengan diet maupun olah raga. Kebanyakan penderita
diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini
mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap
insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap
awal.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah
kesalahan reaksi autoimunitas yang
menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh
adanya infeksi pada tubuh.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan
insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui
alat monitor pengujian darah.
Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset
diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus,
NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh
rasio insulin di dalam sirkulasi darah,
melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada
banyak gen,[6] termasuk yang mengekspresikan
disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap
insulin[7] yang disebabkan oleh
disfungsi GLUT10[8] dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel
jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin[9] serta RBP4 yang
menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi
gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang
merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
Klik aja |
klik aja |
klik aja |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar